At Taujih

Mengawal Wacana Iqomatuddiin

KEMENANGAN DATANG SETELAH UJIAN

kSegala puji bagi Alloh, kami memuji, meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya, dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri serta keburukan amal perbuatan kami. Siapa yang diberi petunjuk oleh-Nya, maka tidak ada seorangpun mampu menyesatkannya, dan siapa yang Alloh sesatkan maka tidak ada seorangpun yang bisa memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang haq) selain Alloh, satu-satu-Nya dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya. Beliau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah dan menasehati umat, serta meninggalkan mereka di atas mahajjatul baidho’ (keterangan yang sangat jelas), malamnya seperti siang, tidak ada yang menyimpang dari keterangan tersebut kecuali orang yang binasa.

Ihwan fiddin yang dirahmati Allah Ta’ala
Pernah ada seorang pemuda bertanya kepada imam Syafi’I rahimahullah. “Ya Aba Abdillah, mana yang lebih baik antara seorang yang diberi tamkin (kekokohan dimuka bumi) atau mendapatkan ujian dari Allah?” Imam Syafi’i mengatakan, Tamkin akan terwujud setelah seseorang mendapat ujian. Allah SWT. telah menguji Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa,Muhammad SAW. Ketika mereka bersabar atas ujian yang diberikan maka Allah kokohkan keduduka mereka. Jangan seorangpun diantara kalian mengira bisa terlepas dari rasa sakit.” (Al-Fawaid, Ibnul Qayyim)

Dan dari Sufwan bin ‘Umar ia berkata, Aku menjadi gubernur di Himsh, suatu ketika aku berjumpa dengan seorang kakek tua yang alisnya sudah berjuntai ke mata. Ia adalah salah seorang penduduk Damaskus. Ketika sedang mengendarai hewan tunggangannya karena ingin berangkat perang, ku katakan kepadanya: “Wahai paman, Alloh telah memberimu udzur,” Maka kakek itu menyingkap kedua alisnya lalu berkata, “Wahai keponakanku, Alloh telah memerintahkan kita berperang, baik dalam keadaan ringan ataupun berat.”
Sungguh, orang yang dicintai Alloh, pasti Dia uji,

صَبْراً عَلىَ شِدَّةِ اْلأَيَّامِ إِنَّ لَهَا عُقْبَى وَمَا الصَّبْرُ إِلاَّ عِنْدَ ذِيْ حَسَبِ
سَيَفْتَحُ اللهُ عَنْ قُرْبٍ يُعْقِبُهُ فِيْهَا لِمِثْلِكَ رَاحَاتٍ مِنَ التَّعَبِ
Sabarlah menghadapi kengerian berhari-hari,
kelak akan tampak hasilnya,
Sabar hanya dimiliki orang-orang yang mulia
Sebentar lagi Alloh kan bukakan setelah kesabaran itu
Ketenangan-ketenangan setelah kelelahan untuk orang sabar seperti-mu

Saudaraku yang dirahmati Allah Ta’ala
Sayyid Quthb Rohimahulloh berkata,
“Sesungguhnya iman bukan sekedar kata-kata yang diucapkan. Iman adalah kenyataan yang penuh beban berat, amanah yang melelahkan, jihad yang membutuhkan kesabaran, kesungguhan yang menuntut daya tahan menanggung beban. Tidak cukup orang mengatakan, “Kami beriman,” lantas mereka dibiarkan begitu saja melontarkan pengakuan ini; sebelum ia menghadapi ujian lalu ia teguh menghadapinya. Setelah itu, barulah ia keluar dalam keadaan steril unsur-unsur dalam jiwanya, dan bersih hatinya. Sama seperti api yang membakar emas untuk memisahkan unsur-unsur tak berguna yang terikut di dalamnya. Dan inilah asal kata iman dari sisi bahasa. Lain lagi dengan makna, cakupan dan petunjuknya. Fitnah ujian juga diberikan kepada hati. Ujian terhadap iman adalah perkara baku dan sunnah yang pasti berjalan di dalam timbangan Alloh Ta‘ala, “Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, dan kelak Alloh akan tahu siapakah orang-orang yang jujur dan orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut [29]: 3)

Iman juga merupakan amanah Alloh di muka bumi, tidak ada yang sanggup memikulnya selain orang yang me-mang layak memikulnya, dan kuat mengangkatnya, dalam hatinya ada keikhlasan untuk itu. Ia hanya sanggup dipikul oleh orang-orang yang lebih mengutamakannya daripada kehidupan serba santai, nyaman, aman, sejahtera, harta benda dunia dan kemewahan. Sungguh iman adalah amanah, amanah untuk menegakkan khilafah di muka bumi, membimbing manusia kepada jalan Alloh, serta merealisasikan kalimat-Nya dalam kehidupan nyata. Maka, iman adalah amanah yang mulia sekaligus berat, ia berasal dari perintah Alloh yang dengannya manusia terlihat wujud aslinya. Oleh karenanya, amanah ini memerlukan tempat khusus, yang mampu bersabar ketika ada ujian.” Demikian perkataan beliau Rohimahulloh.

Resiko bagi pemenempuh jalan jihad
Maka, kelompok yang menempuh jalan jihad di jalan Alloh, haruslah menyadari tabiat peperangan dan tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi guna mencapai target-targetnya. Mereka mesti menyadari tabiat jalan yang harus ditempuhnya. Yang konsekwensinya adalah tertumpahnya darah pengikut-pengikut mereka yang shaleh. Kelompok ini harus menyadari bahwa jalan ini mengandung resiko hilangnya orang-orang yang dicintai dan teman dekat, harus meninggalkan para kekasih dan tanah air. Sama seperti ketika para shahabat Nabi sallahu alaihiwasallam yang merupakan makhluk terbaik setelah para nabi menanggung pahitnya berhijrah, kehilangan harta, keluarga, dan tempat tinggal. Semuanya adalah dijalani di atas jalan Alloh. Lantas di manakah posisi kita dari mereka?

Tidak ada pilihan bagi kelompok ini selain bersabar untuk terus melanjutkan perjalanan di atas jalan yang ia tempuh, dan berharap pahala di sisi Alloh yang barangkali ada ketika ia kehilangan sebagian komandan atau anggotanya. Kelompok ini harus tetap berjalan di atas jalannya, dan menyadari bahwa ini adalah sunnatulloh ‘Azza Wa Jalla, dan bahwa Alloh pasti memilih hamba-hamba-Nya yang sholeh dari umat ini. Ia tidak boleh tergesa-gesa memohon kemenangan, sebab bagaimanapun janji Alloh akan datang juga, pasti itu.
Seorang muslim harus mengerti, bahwa mengikuti kebenaran dan bersabar di atasnya adalah jalan tersingkat untuk meraih kemenangan, walaupun jalan tersebut panjang, banyak rintangannya, dan sedikit yang mau menempuhnya. Sebaliknya, melenceng dari kebenaran tidak akan mendatangkan apapun selain kehinaan, walaupun nampaknya jalan itu mudah, dan para penempuhnya mengira kemenangan dekat. Sesungguhnya itu tak lain adalah fatamorgana. Alloh Ta‘ala berfirman:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذاَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwasanya inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan itu. Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain, sehingga kalian akan bercerai berai dari jalan-Nya. Yang demikian itu diwasiatkan kepada kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-An‘âm [6]: 153)

Agar istiqomah dan tidak mundur dalam perjuangan, marilah kita renungkan sebuah pesan dari Ibnul Qoyyim : ”Seandainya raja-raja dan anak raja itu mengetahui apa yang kami rasakan, pasti mereka menguliti kami dengan pedang untuk mendapatkan kesenangan yang kami miliki.” (Ighasatul Lahafan, 1/197).
Pernah merasakan suasana seperti ini saudaraku? Coba kita renungkan bagaimana lukisan perasaan itu disampaikan oleh imam Ibnu Taimiyah rahimahullah saat ia dipenjara dan disiksa. Fisiknya tersiksa, tapi justru disanalah ia merasakan kenikmatan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Dalam sebuah risalahnya ia menuliskan surat untuk rekan-rekannya. “Syukur Alhamdulillah kepada Allah. Aku kini beraa dalam kenikmatan besar yang selalu bertambah hari demi hari. Allah SWT memperbaharui nikmat-Nya kepadaku. Aku dapat menulis kitab dan itu adlah kenikmatan yang paling besar. Aku sangat ingin menulis kitab agar kalian bisa membacanya. Surat-surat yang kalian kirimkan telah sampai kepadaku. Aku dalam keadaan baik. Dua mataku dalam kondisi baik dan bahkan lebih baik dari keadaan sebelumnya. Aku dalam kenikmatan sangat besar, yang tak dapat terhitung dan terlukiskan. Alhamdulillah pujia kepaa Allah yang sangat banyak.” (Fatwa Ibnu Taimiya 28/47)

Begitulah perasaan seorang muslim yang jujur dalam kebenaran dan benar-benar kejujurannya. Ia justru memperoleh puncak obsesi dan keinginannya disaat ia mendapatkan ujian. Keinginan adalah apa yang dapat ia berikan untuk Islam dan kaum muslimin. Kegembiraannya adalah pada bagaimana ia melihat hasil perjuangannya kepada ummat. Obsesinya adalah bagaimana ia bisa berbuat lebih banyak untuk Islam. [ Amru ]

Filed under: tazkiyah

13 Responses

  1. abu usamah berkata:

    assalamu alaikum bo;eh minta email ust amru?
    ust amru maugak dakwah di tempat saya?
    di blora!…kalo mau komen ke usamahcenter…ok?

    • najah berkata:

      wa’alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh.
      afwan, ana masih dlm kondisi sakit. minta do’anya semoga cepat sembuh. demikian kisah ana.

      UJIAN YANG KUALAMI

      Alhamdulillah segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan pada kami nikmatnya. Salawat serta salam semoga terlimpahkan pada nabi junjungan nabi Muhammad sallahualaihi wasallam beserta pengikutnya hingga akhir zaman.
      Walaupun ujian yang menimpaku ini dilihat orang seperti berat, akan tetapi aku yang menjalani kuanggap biasa saja. Mungkin mereka melihat aku yang tidak bisa bangun sendiri, duduk sendiri, bahkan aktivitas maksimal hanya di atas kursi roda, terlihat seperti tersiksa, tetapi selama pikiran dan jiwaku masih normal, InsyaAllah ini adalah nikmat yang terbesar setelah iman dan islam.

      Yang kualami ketika jatuh
      Ana jatuh pada tanggal 8 bulan delapan tahun 2008 sekitar jam 7 malam. Jatuh ketika perjalanan dari kudus menuju solo tepatnya di daerah sumberlawang. Saya naik motor berboncengan dengan pak abdullah khoir dan posisi ana di belakang. Motor yang agak kencang ketika kaget ada corcoran jalan langsung dibanting ke kiri, sedangkan dari depan ada mobil. Sehingga pak dul membanting motor ke kiri mengenai pinggiran corcoran jalan. Badan ana terpelanting dalam posisi duduk. Ana pingsan dan sadar sudah di rumah sakit kustati solo.
      Setelah diperiksa, ternyata tulang belakang saya ada keretakan sehingga setengah badan kebawah tidak merasakan apa-apa. Sedangkan lengan tangan kanan patah tiga dan tulang rusuk patah empat. Karena benturan yang kuat tersebut, organ-organ dalam saya ada beberapa pembengkakan seperti liver, paru-paru yang sesak dll sehingga dirawat dirumah sakit selama 1 bulan.
      Setelah itu ana tinggal di tawangmangu untuk terapi selama 3 bulan dan kemudian pulang ke rumah. Al arise pada bulan april kalau nggak salah menawari ana pergi ke jakarta. Ia katanya ada kenalan seorang tabib yang dapat menyembuhkan dan insyaAllah dalam 1 bulan ada perubahan. Akhirnya aku pergi ke jakarta dan tinggal di bekasi sekitar 1 bulan. Sesampainya di jakarta, ternyata si tabib baru datang sekali dan mengundurkan diri. Akhirnya ana ditawari seorang ihwan jakarta untuk terpi di darmawangsa scuer. Yaitu terpi kiropraktik. Tapi setelah ia mempelajari kasusku dan melihat rongsen akhirnya mundur. Setelah itu kuputuskan untuk kembali pulang ke boyolali.

      Yang kurasakan sekarang :
      Secara fisik dari perut ke atas alhamdulillah dalam keadaan baik. Tangan walaupun belum sembuh benar karena lengan kanan yang patah tiga, alhamdulillah sudah bisa untuk memutar kursi roda. Walau kadang belum begitu kuat untuk mengangkat badan yang berat ini. Tapi aktivitas mulai makan, sholat dll dapat kulakukan dengan kedua tanganku. Sedankan organ bagian kepala, semua dalam keadaan normal.
      Sedangkan dari perut ke bawah, aku tidak merasakan apa-apa. Seperti barang lain yang menempel dibadanku. Bahkan ketika semut yang gatal mengoyok kakikupun tidak aku rasakan. Pernah sutu ketika jempol kakiku dimakan tikus hingga terluka agak dalam. Akan tetapi aku tidak merasakan sakit.
      Karena tidak terasa, sehingga aku agak kesulitan dalam mengontrol buang air besar maupun kecil. Sudah setahun aku memakai selang kencing yang diganti setiap 10 hari sekali. Akan tetapi karena terjadi infeksi, dan tersumbatnya saluran kencing sehingga sepulang dari jakarta selang 1 minggu ana menjalani operasi di rumah sakit yarsis. Selain itu ada juga fistel yaitu karena kencing tidak lancar maka ia (air kencing) mencari jalan untuk keluar, dan kencing keluar lewat buah pelir. akhirnya dilakukan training caterisasi, yaitu dengan memasukkan selang pipis kedalam penis sampai kantong kemih habis setiap 3 jam sekali. Panjang selang sekitar 30 cm. training ini aku jalani terus sehingga jika aku bepergian harus membawa selang pipis dan tempat urinnya. Kadang-kadang karena tidak terasa aku ngompol di pempes.
      Sedangkan jika buang air besar ana tidak terasa juga. Jadi, tiap hari harus makai pempes kayak anak bayi. Bahkan jika beberapa hari belum keluar, ana siasati dengan banyak makan buah pepaya biar lancar buang air besarnya. Istrilah yang senantiasa mengambili kotoranku dan membersihkan pantatku dari kotoran tersebut.
      Sedangkan di daerah pantat terdapat luka namanya dicubitus. Yaitu luka yang dikarenakan tekanan terus menerus sehingga dagingnya membusuk. Dulu hampir habis pantat saya karena membusuk. Tapi alhamdulillah sekarang tinggal sedikit hampir nutup. Sudah setahun luka tersebut belum sembuh, tapi sudah banyak perkembangan.

      Jadwal harian
      Pagi ana bangun menjelang subuh, dan shalat lail semampunya dengan berbaring. Kemudian datang waktu subuh mengerjakan shalat subuh. Setelah itu duduk dengan didudukkan istri caranya adalah ditarik leher hingga posisi duduk. Setelah subuh tilawah secukupnya kemudian dzikir pagi dan sore dan dilanjutkan buka-buka laptop.
      Jam 06.30 datang beberapa ihwan yang membantu terapi dengan menggerak-gerakkan bagian kaki saya [ pemanasan ] sampai jam 07.00. setelah itu ana di blebet kakinya dan dilatih terapi berdiri kira-kira 1 jam. Jam 08.00 ana berjemur dan duduk dikursi sampai kira-kira jam 11. jam 11 mengkurep di kasur dan dibersihkan pantat saya serta diobati luka-lukanya sampai dhuhur. Setelah dhuhur tidur sebentar, kemudian duduk lagi dikursi sampai ba’da maghrib. Setelah itu kembali ke kasur lagi. Sedangkan aktifitas tulis menulis ana lakukan ketika di atas kursi.

      Terapi yang ana jalani
      1. tepari pijat syaraf ke tawangmangu 10 hari sekali.
      2. terapi akupuntur 1 pekan tiga kali ke solo [ manahan ].
      3. kontrol ke rumah sakit Yarsis 2 pekan sekali. Sekarang sudah tidak kesana, kecuali ada keluhan di selang pipisnya.
      4. kontrol ke rumah sakit Kustati solo tiap 4 bulan sekali.

      Perkembangan yang kualami
      Alhamdulillah, sekarang ada sudah bisa duduk di atas kursi dan kasur agak lama. Dan setelah diterapi dengan berbagai terapi, sekarang ada perkembangan di bagian pantat. Yaitu terasa agak panas. Terapi – terapi ini ana jalani sementara waktu karena belum ada alternatif lain yang saya ketahui.
      Ana sudah tanyakan pada para dokter di solo dan Jakarta [ RSPP ]. Kebanyakan diantara mereka mengatakan untuk akupuntur dan fisioterapi.
      Penutup :
      Walaupun ana hari ini sedang diberi ujian oleh Allah Ta’ala, tetapi saya bersyukur dari beberapa sisi.
      Al-Qadli Syuraih mengatakan, Sesungguhnya jika aku ditimpa musibah maka aku ucapkan alhamdulillah empat kali; 1) Aku memuji-Nya karena musibah itu tidak lebih buruk dari yang telah terjadi, 2) aku memuji-Nya ketika Dia memberikan aku kesabaran menghadapinya, 3) aku memuji-Nya karena membuatku mampu mengucapkan kalimat istirja (innalillahi wa inna ilaihi rajiun) berharap akan pahala yang besar, dan 4) aku memuji-Nya karena Dia tidak menjadikannya sebuah musibah dalam agamaku.
      Kami juga berdo’a
      وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا, وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا, وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا, وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
      Ya Allah, janganlah Engkau jadikan musibah mengenai agama kami, dan janganlah engkau jadikan dunia sebagai sebesar-besar keinginan kami dan tujuan akhir dari ilmu kami, dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i)
      Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

      Dari akhukum [ amru ]

  2. abu dzaki berkata:

    Syafakallah ya akhi. Meski jauh lebih ringan dari antum, ana juga pernah mengalami kecelakaan sampai patah tulang. dan demi mendengar kisah antum, rasa2nya ana tiada seberapa dalam menjalani hidup dengan kaki masih berbalut verban. jazakallah atas ceritanya yang membuat ana terinspirasi untuk bangkit.

  3. syafakallah, bersabarla sesungguhnya allah bersama orang -orang yang sabar.and jangan lupa do’a

  4. mudzakkir berkata:

    Afwan, bisakah antum mematikan snap nya?? Mengganggu jika kursor tersentuh jadi ga konsen…..

  5. Alfillah berkata:

    “Allohumma Robban naasi adzhibil ba’sa asyfi antasy syaafii laa syifaa’a illaa syifaa’uka syifaa’an laa yughoodiru saqoman. Imsahil ba’sa rabban naasi biyadikasy syifaa’u, laa aasyifa lahu illaa Anta, as’alullaahal ‘Azhiima, Robbal ‘ arsyil ‘Azhiimi an-yasfiyaka.”

    Ustadz yang ana cintai kerena Alloh dan IsyaAllah dirahmati Oleh Alloh,

    Setiap ana surving di internet tak lupa selalu ana periksa update artikel2 ustadz. Ana belumlah mengenal Ustadz dengan dalam. namun setelah membaca reply komentar diatas.

    Untuk Ustadz ana yang sedang tebaring sakit “KEMENANGAN DATANG SETELAH UJIAN”. Semoga Alloh memberikan balasan kepada Ustadz yang terbaik.. Amin

  6. p. saf berkata:

    Asalullohal ‘adzim Rabbal ‘arsyi ‘adhim an yasfiyaka, Allohummasyfi akhina Amru la ba’sa tohurun insya Alloh. amin

  7. destur berkata:

    laa ba’sa thohuurun insyaa ALLAAH ustadzy yang ana cintai, itu bukti ALLAH begitu perhatian dengan antum, semoga diberikan yang terbaik.
    assalaamu’alaykum wa rohmatullah wa barokaatuh

  8. firman berkata:

    setiap ingat keadaan antum hati ini merasa sedih semoga atum segera diberi kesembuhan

    • admind berkata:

      jazakumullah atas do’anya. semoga kita senantiasa diberi kesabaran dan keteguhan pada jalan ini. ini siapa ya kalau boleh tahu ?

  9. Ichsan Abuzaidan berkata:

    La Ba’sa Thohurun Insya Allah.

Tinggalkan Balasan ke admind Batalkan balasan