At Taujih

Mengawal Wacana Iqomatuddiin

SUKSES MENGELOLA WAKTU

Ketika kita ingin menggapai sesuatu tujuan, entah itu namanya mimpi atau cita-cita, pasti kita berangan-angan tentang apa yang akan kita lakukan ketika kita mencapai tujuan tersebut. Membayangkan satu kejayaan yang akan kita dapatkan bila berhasil namun kita sering lupa membayangkan satu hal, yaitu bagaimana menggapai tujuan tersebut. Ya, manusia sering jump to conclusion tiap kali mereka ingin sesuatu. Padahal untuk mencapai suatu tujuan tidak semudah membayangkan hasil dari tujuan tersebut.

Demikian pula saat seseorang ingin mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, tetapi dia tidak berusaha dengan waktu yang telah Allah berikan untuk mengisinya dengan amalan-amalan yang membawa kebahagiaan tersebut, maka ini adalah bohong. Ada sebuah sya’ir arab mengatakan :

تَرْجُ النَّجَاةَ وَلمْ تسْلك مَسالِكَها إنَّ السَّفِينَة لا تجَرْي عَلى اليَبِسِ
Kamu mengharap keberhasilan dan tidak mau menempuh jalannya
Sesungguhnya kapal tidak akan berjalan di daratan

Salah satu hal yang mengganggu kita untuk menggapai tujuan atau kesuksesan kita adalah kemalasan. Apapun bentuknya entah menunda-nunda pekerjaan, atau bahkan tidak melakukan pekerjaan sama sekali membuat kita tidak akan bisa menggapai tujuan tersebut.

Teladan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dan Para Sahabat
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam telah memberi teladan kepada kita dalam memanfaatkan waktu hidupanya. Beliau tidak terlalu banyak tidur, karena di malam hari melakukan sholat malam sampai kakinya bengkak. Di siang hari beliau menjadi pedagang, pendakwah dan kepala pemerintahan yang sangat handal. Dalam waktu 23 tahun, beliau mampu membangun peradaban Islam. Beliau mengikuti 80 peperangan bersama para sahabatnya dalam waktu kurang dari 10 tahun. Namun demikian, beliau juga mampu membagi waktu untuk menyantuni fakir miskin, menyayangi istri dan kerabat.

Para sahabat nabi juga memberikan teladan yang luar biasa kepada umatnya. Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, sekretaris dan penghimpun Al Qur’an dalam sebuah mushhaf, dapat menguasai bahasa Parsi hanya dalam waktu 2 bulan. Anas bin Malik yang menjadi pelayan rasulullah saw sejak usia 10 tahun dan hidup bersama rasul selama 20 tahun, telah meriwayatkan 2286 hadits.

Demikian pula para ulama generasi berikutnya. Abul Hasan bin Abi Jaradah (548 H) sepanjang hidupnya menulis kitab-kitab penting sebanyak tiga lemari. Abu Bakar Al-Anbari mampu membaca sebanyak sepuluh ribu lembar. Syekh Ali At-Thantawi mampu membaca 100-200 halaman setiap hari. Artikel yang telah dimuat di media massa sebanyak tiga belas ribu halaman. Dan yang hilang lebih dari itu.

Beberapa Tips Mengelola Waktu Secara Efisien dan Efektif

Pastikan Perbuatan Kita adalah Amal Sholeh
Kita harus yakin bahwa perbuatan yang kita rencanakan dan kita lakukan adalah perbuatan yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan tidak dilarang oleh-Nya. Karena jika kita tidak menyibukkan dengan amal shalih, pasti kita akan menyibukkan dengan sesuatu yang batil. Sungguh ini sebuah kerugian dunia dan akhirat. Imam Hasan al Bashri rahimahullah berkata :

إِنْ لَمْ تَشْغِلْ نَفْسَكَ بِالْحَقَّ شَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ
Jika engkau tidak menyibukkan dirimu dalam kebenaran, pasti kamu akan disibukkan dengan hal yang batil.
Goal setting. Atau disebut juga penentuan tujuan (purpose) yang dapat dibuat per hari, per minggu, per bulan, ataupun per tahun. Tetapkanlah tujuan-tujuan yang dapat memotivasi diri, realistik dan sejalan dengan sasaran hidup. Buat jadwal rincian harian untuk memudahkan pada goal setting.

Buatlah Agenda Harian. Setelah tujuan dan cita-cita hidup kita canangkan, maka kita harus membuat rincian perharinya. Buat sehari sebelumnya (sebelum tidur malam), atau pagi-pagi. Buatlah tabel jadwal harian beserta jam-jamnya. Lebih baik lagi jika dibuat berdasarkan rencana agenda tahunan, bulanan dan mingguan. Analisa waktu sibuk dan waktu kosongnya. Jika jadwal sudah dibuat, pasang pada didnding rumah agar teringatkan akan agenda kita dari jam per jam dalam sehari.

Hindari Menunda-nunda Pekerjaan. Usahakan setiap pekerjaan yang sudah kita rencanakan diselesaikan dengan baik. Jangan sampai menunda suatu pekerjaan yang penting dan menggantinya dengan pekerjaan yang kurang penting. Menunda pekerjaan penting akan membuat kita kehilangan waktu untuk mengerjakan yang lain. Selanjutnya pekerjaan yang menumpuk akan mengurangi konsentrasi kita.

Disiplin dalam Target Waktu Penyelesaian Pekerjaan. Buatlah catatan tugas-tugas bermanfaat yang harus dikerjakan. Tingkatkan kecepatan dan ketepatan kita dalam menyelesaikan pekerjaan. Setiap muslim sebenarnya telah terlatih disiplin dalam melaksanakan sholat wajib 5 kali sehari, shaum romadhon sebulan penuh, sholat ‘id setahun sekali, dll.

Manfaatkan Jadwal Kosong. Usahakan tidak ada waktu yang kosong bagi kita. Jika ada, kita harus menjauhi perbuatan dan perkataan yang sia-sia. Isilah dengan aktivitas bermanfaat seperti menghafal Al-Quran, membaca buku, ibadah sunnah, dan lainnya. Karena waktu yang kosong akan bisa merusak seseorang sehingga jauh dari rob-nya.

Mengerti Prioritas. Ketika terdapat beberapa pekerjaan yang bersamaan waktunya, tentukan prioritas baik dilihat dari sisi agama, kekeluargaan, social, sekolah, karier, dan lainnya. Jangan kita mengerjakan sesuatu yang sunnah mengalahkan yang wajib. Atau mungkin sesuatu yang tidak penting mengalahkan yang penting. Karena hal tersebut adalah perangkap setan untuk menjerat kita meninggalkan amalan-amalan yang penting.

Menganalisa Hasil. Check list pekerjaan yang telah diselesaikan. Catat pekerjaan yang belum selesai dan perlu dilanjutkan besok. Buatlah catatan kecil di malam hari yang berisikan jadwal kegiatan kita esok hari.

Koreksi Kesalahan yang Telah Dilakukan. Sebelum kita membuat jadwal untuk besok pagi, koreksi kesalahan yang telah dilakukan hari ini. Evaluasi apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini harus diselesaikan untuk mencegah kesalahan serupa terjadi lagi. Kita harus berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Manfaatkan Waktu Perjalanan. Kalau kita sering ada dalam perjalanan, sebaiknya membawa buku-buku tipis seperti buku saku yang mengandung materi-materi pengetahuan penting, qur’an kecil, buku-buku doa/dzikir, buku catatan, dll. Sehingga perjalanan kita lebih bermakna dan mendapatkan pahala dari amalan yang kita lakukan pada saat perjalanan.

Berani dan Tegas. Belajar untuk berkata tidak, untuk menghindari percakapan yang tidak penting, bergosip ria, ngobrol ngalor-ngidul yang tidak bermanfaat, dan mampu menolak ajakan kepada aktivitas yang kurang bermanfaat. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sejelek-jelek umatku ialah yang paling banyak omongnya, bermulut besar, dan berlagak sok pintar. Dan sebaik-baik umatku ialah mereka yang baik akhlaknya.” (HR. Bukhari dalam al Adab al Mufrad dari Abu Hurairah).

Kreatif. Tingkat kreatifitas seseorang menunjukkan kepiawaiannya dalam mengisi waktu hidupnya sehingga terjadi perubahan dan perbaikan kualitas hidup. Orang-orang kreatif tidak akan kebingungan harus berbuat apa saya ini? Atau apa yang dapat saya lakukan? Sehingga orang yang kreatif akan terhindar dari perasaan sia-sia.

Delegasikan Tugas Tugas Rutin yang Tidak Vital. Pada saat terdapat beberapa pekerjaan yang bersamaan, kita bisa mendelegasikan pekerjaan rutin yang tidak vital dalam batas waktu tertentu.

Jangan Bekerja Tanpa Agenda. Bekerja tanpa perencanaan yang matang akan menghasilkan hasil yang kurang maksimal dan akan sulit untuk dievaluasi. Biasakan untuk bekerja dengan agenda yang tersusun rapi sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Penutup
Sebagai muslim, kita harus tahu bahwa yang paling berharga di dunia ini adalah iman. Setelah itu adalah waktu. Karena itu janganlah kita membiarkannya terbuang sia-sia. Kita harus merasa rugi dan berdosa jika kita mengisinya dengan bersantai-santai, berbicara sia-sia, berjalan sia-sia, memboroskannya dengan sia-sia atau bahkan yang lebih parah lagi yaitu dalam hal kemaksiatan.

Untuk menjadi orang yang efektif dalam mengatur waktu, kita harus mampu melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan syariat Islam. Kita mampu memenuhi kewajiban kita yang merupakan hak Allah Ta’ala dalam seluruh aspek kehidupan. Kunci efektivitas waktu ialah bila kita selesai menuntaskan suatu urusan, segera bersiap untuk mengerjakan urusan lainnya.

Kita harus selalu berusaha menjadikan setiap detik hidup kita bermanfaat. Setiap detik begitu berarti untuk meningkatkan kualitas iman dan pemahaman terhadap kebenaran Islam. Di tengah system kehidupan kapitalis saat ini, kita harus berdakwah untuk memperjuangkan syariat Islam agar bisa diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita yakin bahwa yang kita lakukan dianggap sebagai amal sholeh dan bernilai pahala di mata Allah Ta’ala. Wallahu’alam.

Filed under: makalah

Tinggalkan komentar