At Taujih

Mengawal Wacana Iqomatuddiin

PAHALA JIHAD BAGI MEREKA YANG UDZUR

Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka Berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu.” lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. [QS. At Taubah : 91 – 92].

Allah menjanjikan pahala yang besar bagi mereka yang mau berjihad di jalan-Nya. Apalagi bagi mereka yang berjihad hingga meraih syahadah, Allah akan berikan berbagai kemuliaan padanya. Akan diampuni dosa-dosanya, dikawinkan dengan bidadari, dan akan memberi syafa’at 70 dari anggota keluarganya serta keutamaan-keutamaan lainnya.

Demikian pula Allah juga memberikan pahala bagi mereka yang ingin berjihad tetapi tidak dapat berangkat karena udzur. Bisa jadi karena biaya yang tidak ada, jarak yang cukup jauh serta belum adanya jalan menuju kepadanya. Orang-orang yang seperti ini mendapatkan pahala sebagaimana dalam hadist ;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجَعَ مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ فَدَنَا مِنْ الْمَدِينَةِ فَقَالَ إِنَّ بِالْمَدِينَةِ أَقْوَامًا مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلَا قَطَعْتُمْ وَادِيًا إِلَّا كَانُوا مَعَكُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَهُمْ بِالْمَدِينَةِ قَالَ وَهُمْ بِالْمَدِينَةِ حَبَسَهُمْ الْعُذْرُ
Dari Anas bin Malik radhiyalllahu ‘anhu bahwasanya Rasulallallahu sallallahu alaihi wasallam pulang dari perang tabuk dan sudah mendekati Madinah beliau bersabda : “Sesungguhnya di Madinah ada para laki-laki yang mana tidaklah kalian menempuh perjalanan tidak pula melewati lembah melainkan mereka bersama kalian, sakit telah menghalangi mereka. Mereka berkata : Dan mereka di madinah ?. beliau bersabda : dan mereka di madinah terhalang karena udzur.” Diriwayat yang lain “…melainkan mereka berserikat dengan kalian dalam pahala” (HR Al-Bukhari no 4423 dan Muslim no 1911).

Tentu ada syaratnya

Imam Ibnu katsir berkata : Tidaklah mereka ( yang tidak berjihad karena udzur syar’i) dosa karena tidak ikutnya selama mereka ikhlas dan tidaklah mereka mengembosi manusia dan tidak melemahkan mereka dan mereka selalu berbut baik (pada mujahidin) dalam keadaannya tersebut. ( Tafsir Ibnu katsir)

Imam Al Qurtubi berkata : ” Jika mereka ikhlas pada Allah dan Rasul-Nya”, Jika mereka mengetahui kebenaran dan cinta pada para wali-Nya dan membenci musuh-musuh-Nya. Kemudian beliau berkata, berkata para ulama’: Komitmen pada Allah adalah : Memurnikan keyakinan dalam mengesakan-Nya, dan mensifati-Nya dengan sifat uluhiyah, dan membersihkan dari berbagai kekurangan, dan senang pada hal-hal yang dicintai serta benci pada hal-hal yang dibenci-Nya. Sedangkan komitmen pada Rasul-Nya : Membenarkan kenabiannya, berpegang teguh pada perintah dan larangannya, berwali pada orang-orang yang dicintainya serta memusuhi orang-orang yang dimusuhinya. Memuliakannya, mencintainya serta mencintai ahlul baitnya, mengagungkannya dan mengagungkan sunnahnya, dan menghidupkan sunnah sepeninggal beliau dengan mempelajarinya, menyebarkannya serta berdakwah kepadanya. Serta berakhlak dengan ahkhlak yang mulia, yaitu akhlaknya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. [ Tafsir Al Qurtubi 8/226 – 227 ].

Dari pemaparan di atas dapat dirincikan bahwa ikhlas atau komitmen pada Allah dan Rasulnya yang terkait dengan jihad fi sabilillah ada beberapa poin.

Pertama : Ikhlasnya niat karena Allah Ta’ala. Jiwa orang ini harus memiliki keinginan yang kuat untuk berjihad. Mereka ini sebagaimana digambarkan dalam ayat di atas yaitu ” lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan”. Mereka sedih lantaran tidak bisa berangkat berjihad. Mereka juga takut jika ketidak berangkatannya itu adalah bentuk kemunafikan. Merekapun juga tahu betul kenapa para mujahid ini berjihad di jalan Allah Ta’ala. Merekapun juga tahu hakekat musuh-musuh para mujahidin yang sudah selayaknya untuk ditumpas dan dihancurkan.

Kedua : Berdo’a untuk mereka. Do’a adalah sesuatu paling penting yang harus dilakukan bagi mereka yang udzur tidak berjihad. Yaitu do’a untuk kemenangan para mujahidin dan do’a kehancuran bagi musuh-musuhnya. Bukankah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda ;

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضُعَفَائِهِمْ بِصَلاَتِهِمْ وَدَعْوَتِهِمْ
Sesungguhnya Allah hanyalah akan menolong ummat ini dengan orang-orang lemah diantara mereka dengan shalat mereka dan do’a mereka. [ HR. Bukhari ].

Ketiga : Berinfak di jalan Allah. Orang yang memiliki udzur dan bukan orang-orang fakir, wajib bagi mereka untuk berjihad dengan hartanya. Yaitu dengan cara membiayai persenjataan, membiaya kebutuhan mujahid serta menanggung keluarga mujahid yang sedang berjihad atau tertawan dan juga yang telah syahid. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda;

مَنْ لَمْ يَغْزُ أَوْ لَمْ يُجَهِّزْ غَازِيًا أَوْ يَخْلُفْ غَازِيًا فِى أَهْلِهِ بِخَيْرٍ أَصَابَهُ اللَّهُ بِقَارِعَةٍ ». قَالَ يَزِيدُ فِى حَدِيثِهِ :« قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ».
Barang siapa yang belum berperang atau belum mempersiapkan perbekalan untuk berperang, atau menggantikan orang yang berperang untuk mengurus keluarganya dengan baik, Allah akan menimpakan dengannya kebinasaan”. Berkata Yazid dalam hadisnya : sebelum datangnya hari kiamat. [ HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih ].

Keempat : Menyampaikan kepada ummat akan tujuan dari jihad dan berbagai permasalahan yang berkaitan dengannya. Ia harus menjelaskan kebenaran yang dengannya para mujahidin berperang dan juga wajibnya ummat islam untuk menolong mereka. Demikian pula menjelaskan akan kebatilan yang dengannya orang-orang musyrik berperang. Inilah hal yang harus dilakukan oleh mereka yang belum dapat ikut dalam peperangan. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda ;

جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ
Perangilah orang-orang musyrik itu dengan harta-harta kalian, jiwa-jiwa kalian dan lesan-lesan kalian. [ HR. Abu dawud dengan sanad yang shahih].

Demikianlah kewajiban-kewajiban bagi mereka yang belum bisa berjihad dengan jiwanya di jalan Allah. Bagi mereka yang bisa melakukannya, ia akan terhindar dari kemunafikan dan mendapat pahala berjihad dijalan Allah. tentunya ketidak berangkatan mereka bukan karena lari dari jihad akan tetapi karena udzur-udzur syar’i. ( Amru ).

Filed under: Tafsir

Tinggalkan komentar