At Taujih

Mengawal Wacana Iqomatuddiin

KHOTBAH ‘IDUL FITRI 1433 H “MELAKUKAN PERUBAHAN DENGAN SYARI’AT ISLAM”

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

Segala puji bagi Allah ta’ala yang Maha Pengasih dan penyayang, Maha Teliti, Maha Pengatur. Segala puji bagi Allah yang Maha Pengampun, Penangguh, Pemaaf, dan Maha Penghapus dosa-dosa hamba-hamba-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi junjungan Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya, tabi’in dan para penerus risalahnya hingga akhir zaman.
Sebulan penuh kita telah menjalani shaum Ramadhan beserta paket-paketnya. Insya Allah semua itu kita lakukan dengan penuh kesabaran, ketenangan, ketekunan, keikhlasan, dan keimanan. Itu sebabnya hari ini kita berhak merayakan sebuah kemenangan untuk menjadi pribadi yang taqwa.

Ramadhan dengan berbagai keberkahannya telah meninggalkan kita. Sementara masih banyak penyakit ummat yang menjangkiti dan belum terlihat kesembuhannya. Sementara berbagai kemalasan dan keloyoan mengancam kita sepeninggal bulan Ramadhan.

Jama’ah shalat I’edul fitri yang dimulyakan Allah Ta’ala
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

Rupanya mempertahankan kemenangan jauh lebih sulit dibandingkan dengan mencapai kemenangan. Banyak orang yang sudah menang lalu menjadi sombong, lupa diri, lupa berbagi, bahkan lupa jati diri.
Banyak orang berpikir Idul Fitri adalah puncak kemenangan kaum musilimin. Tahukah kita jika kita pun merasakan bahwa Idul Fitri adalah puncak, padahal setelah puncak yang hadir adalah turunan. Itu sebabnya, betapa banyak kaum Muslimin yang Sudah berjuang 30 Hari di Bulan Ramadhan untuk meraih ketakwaan, justru sepeninggal bulan ramadhan menjadi malas beribadah dan senang berbuat dosa. Turunnya kwalitas amalpun akhirnya dibarengi dengan turunnya kwantitas amal sehingga semangat di bulan Ramadhanpun tak tersisa sedikitpun.

Yang tadinya Sholat Malam Rutin, kini tak lagi Rajin. Yang Tadinya membaca Al-Quran penuh semangat, kini tak lagi antusias sebab dianggapnya sudah tamat. Yang tadinya Banyak sedekah dan berbagi, kini tak lagi sudi kecuali hanya sedikit sekali. Dan yang tadinya rajin untuk menghadiri majlis-majlis taklim dan shalat jama’ah, kini sudah tidak lagi. Mungkin itu dianggap amalan khusus di bulan ramadhan saja. Na’udzubillahi min dzalik. Itu sebabnya kemenangan sejati hanya milik orang-orang yang bertaqwa, buka milik orang-orang yang tertawa foya-foya dan lega ketika Ramadhan meninggalkannya.

Ma’asyiral muslimin jama’ah shalat I’edul fitri yang di rahmati Allah Ta’ala
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

Sudah kita ketahui bersama bahwa musibah di negeri ini datang silih berganti. Musibah ini telah menimpa dan menerpa serta menyengsarakan kita ummat islam. Sepertinya musibah tersebut tidak juga kunjung berhenti dan terus menjadi dan membinasakan ummat.

Jika kita mengingat firman Allah Ta’ala dalam surat al isra’ ayat 58, dimana Allah Ta’ala berfirman :
                   

Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).

Ini adalah berita dari Allah ‘azza wajalla yang telah pasti ketetapannya di lauhul mahfudz, bahwa tidaklah suatu desa yang diadzab secara keseluruhan atau diadzab dengan adzab yang pedih berupa kematian serta ujian yang dikehendaki Allah; kecuali disebabkan dosa dan kesalahan mereka. [ Tafsir Ibnu katsir surat al isra’ ayat 58 ].

Musibah yang datang silih berganti dan tidak henti-hentinya tidak lain adalah adzab. Dan adzab yang Allah datangkan kepada manusia tidak ada sebab lainnya kecuali kemaksiatan dan kemungkaran yang tumbuh dan subur di sekitar kita. Diakui ataupun tidak, kemungkaran tersebut tidak hanya tumbuh dan berkembang, tetapi di hidupkan dan dilestarikan serta ditumbuh suburkan karena dianggap sebagai kebaikan yang perlu dilestarikan.

Allah Ta’ala berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [ QS. Ar Rum : 41 ].

Para ahli tafsir telah menjelaskan bahwa penyebab kerusakan di bumi yang dilakukan manusia disebabkan oleh kesyirikan dan kemaksiatan. Memang korupsi, perusakan alam dengan penambangan liar, perusakan hutan dan yang lainnya adalah bentuk merusak negeri. Tetapi kerusakan yang lebih parah lagi adalah ketika para penduduk bumi ini bersama-sama dan bahkan dilindungi untuk berbuat maksiat dan kesyirikan.

Lihatlah ketika penyanyi pemuja setan dan erotis didukung media dengan dalih kebebasan ber ekspresi. Tokoh kafir lesbi yang menjajakan pemikiran kotornya juga dibiarkan dengan dalih kebebasan. Serta aliran-aliran sesat dan para penghina Islam dilindungi dengan dalih kebebasan. Maka sudah pantas jika kemelut ummat ini tidak juga kunjung selesai.

Kita seharusnya masih bersyukur karena Allah tidak menghancurkan negeri ini. Allah hanya mendatangkan adzab agar para manusia sadar akan perbuatannya. Allah masih sayang pada kita karena Ia masih memberi kesempatan untuk bertaubat, melakukan perbaikan-perbaikan, perubahan-perubahan serta kembali kejalan yang benar.

Jama’ah shalat Iedul fitri yang dimulyakan Allah Ta’ala
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

Kata perubahan senantiasa didengang dengungkan oleh para politikus dan para tokoh bangsa ini. Kata perubahan juga disuarakah oleh mereka yang ingin meraih satu posisi dan kedudukan dimasyarakat. Tetapi perubahan yang mereka katakan dan mereka tawarkan sudahkah meraih keberhasilan dan sesuai dengan apa yang di inginkan ?. Ini menjadi tanda tanya besar.

Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak ada yang pernah berhasil dalam melakukan perubahan kecuali dengan syari’at islam. Sosialis telah hancur dengan konsep-konsep mereka. Kapitalis juga telah memiskinkan rakyat Indonesia hingga meningkatnya pengangguran dan berbagai kriminal disebabkan kemiskinan. Apapun kemasannya dari dua isme tersebut dan juga isme-isme yang lain telah gagal membawa negeri ini menjadi negeri yang subur makmur dan barakah. Karena segala konsep perubahan yang lahir dari akal manusia dan membuang konsep yang datangnya dari Allah Ta’ala tidak akan menghasilkan perubahan kecuali berubah menjadi lebih parah.

Satu-satunya yang berhasil untuk melakukan perubahan dari masyarakat yang jahiliyah menuju masyarakat yang beradab adalah islam. Dan satu-satunya konsep hidup yang membawa kebahagiaan dan kesejahteraan serta keberkahan adalah syari’at islam. Tidak hanya itu, konsep syari’at islam telah membawa ummat dari suasana susah menjadi barakah, dari kondisi hina menjadi mulia dan dari manusia yang tidak beradab menjadi manusia yang memiliki peradaban tinggi.

Lihatlah perkataan Umar Ibnul Khotob radhiyallahu ‘anhu :
“نَحْنُ قًوْمٌ أَعَزَّنَا اللهُ بِالْإِسْلاَمِ فَمَتَى اِبْتَغَيْنَا بِغَيْرِ الْإِسْلاَمِ أَذَلَّنَا اللهُ”.
“Kami adalah kaum yang Allah mulyakan dengan islam, maka setiap kami mengharapkan kemuliaan di luar Islam, Allah menghinakan kami.” ( At Tobari 13/478 ).

Maka siapa saja yang mencari perubahan, kemuliaaan, dan kejayaan dengan konsep selain Islam, maka tidaklah mereka mendapatkannya kecuali kehinaan.
Maka solusi untuk membuat perubahan pada keluarga, masarakat dan tataran hidup berbangsa dan bernegara tidak ada lain dengan islam. Islam tidak hanya membawa manusia untuk bahagia di dunia. Tetapi lebih dari itu, Ia membawa manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jika kita mau untuk kembali pada islam dan syari’atnya, maka Allah Allah akan mengangkat berbagai musibah ini. Dan Allah Ta’ala akan menyelamatkan ummat dari kehidupan bejat menuju kehidupan yang bermartabat. Dari rusaknya tatanan hidup, menuju keberkahan dan kebahagiaan.

Jama’ah shalat ‘iedul fitri yang rahmati Allah Ta’ala
Sebagai penutup khutbah ‘ied pagi hari ini, marilah kita tundukkan hati kita. Kita bersimpuh di hadapan Allah rob semesta alam, agar seluruh persoalan diri kita, keluarga kita dan bangsa kita dimudahkan oleh-Nya. Agar bangsa ini menjadi bangsa yang mulia dengan Islam. Dan agar negeri ini menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa robbun ghafuur. Negeri yang indah dan baik serta mendapat ampunan dari Allah Ta’ala.

اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Berbagai macam ujian dan musibah kini sedang menimpa masyarakat dan bangsa kami. Kami yakin musibah itu bukan karena Engkau membenci kami, akan tetapi sebagai peringatan agar kami semua lebih dekat dan lebih cinta kepada-Mu. Agar kami semuanya lebih memiliki sikap سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا akan segala ketentuan-Mu. Agar kami semua kembali pada agama-Mu, yaitu agama Islam yang Engkau ridhai.

عِبَادَ اللهِ, إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونْ فَاذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْـئَلُوْهُ مِنْ فَضْـلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.

Filed under: khotbah jum'ah, Uncategorized

Tinggalkan komentar