At Taujih

Mengawal Wacana Iqomatuddiin

MEMISAHKAN YANG BAIK DAN YANG BURUK DALAM PERJUANGAN

مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini , sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mu’min). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya . Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya. dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.” [ Qs Ali Imran 179 ].

Suatu hari di hadapan para shahabat, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, di antara kalian yang hadir di majlis ini, ada yang gigi gerahamnya di neraka lebih besar daripada gunung Uhud!” Setelah itu, Abu Hurairah tidak bisa tidur nyenyak. Khawatir. Ia sibukkan diri bertaqarrub kepada Allah, memohon agar orang yang dimaksud Rasulullah sallallahu alaihi wasallam sebagai penghuni neraka dengan geraham sebesar Uhud itu, bukan dirinya.

Waktu berlalu, dan orang yang hadir di majlis Rasulullah sallallahu alaihi wasallam saat itu, tinggal dua: Abu Hurairah dan Ar-Rajjal bin Unfuwah. Sementara para sahabat yang meninggal, mereka secara dhohir nampak husnul khatimah.

Di era kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq terjadilah fitnah kenabian palsu oleh Musailamah Al-Kadzab. Bermaksud ingin menyelesaikan masalah, Ar-Rajjal meminta izin Khalifah Abu Bakar untuk memediatori Khalifah dan Musailamah. Belakangan, ketika berhadapan dengan Musailamah, Ar-Rajjal tersihir oleh kata-kata nabi palsu itu. Akhirnya ia membelot, menjadi pendukung Musailamah Al-Kadzab. Semenjak itu, tenanglah perasaan Abu Hurairah.

Kisah di atas adalah proses tamkhis yang terjadi pada masa sahabat radhiyallahu anhum. Ia akan terus terjadi dalam prosese penegakan diin ini. Dan sejarah itu akan terus terulang pada masa-masa setelahnya hingga datangnya kiamat.

Bisa jadi seseorang menjadi icon jihad pada masa tertentu. Tetapi karena ia tidak memahami perkembangan dan perubahan yang ada dan tetntunya karena takdir Allah, sehingga ia menjadi musuh dari jihad pada masa setelahnya. Kita mengenal para syaikh yang menggelorakan jihad pada masa perjuangan pembebasan Afganistan dari tangan Rusia. Mereka menjadi icon jihad internasiaonal kala itu. Tetapi pada perkembangannya, mereka malah duduk di parlemen Hamid karzai dan bersama-sama dengan pemerintahan boneka memerangi taliban.

Tafsir
Salah satu sunnatullah kepada hamba Nya yang tidak dapat dirubah-rubah ialah bahwa Dia tidak akan membiarkan orang-orang mukmin tetap di dalam satu kondisi. Allah akan memisahkan orang-orang mukmin dari orang-orang munafik dan akan memperbaiki keadaan orang mukmin serta memperkuat iman mereka. Saat ujian yang menyempitkan datang, dapat dinilai dan dibedakan orang-orang yang kuat imannya dengan orang-orang yang lemah imannya.

Ibnu Katsir berkata : Maksudnya, merupakan suatu keharusan adanya suatu ujian, untuk menampakkan mana yang termasuk wali-Nya dan mana yang termasuk musuh-Nya. Dengan ujian tersebut akan nampak mana orang mukmin yang sabar dan mana orang munafik yang durhaka. Yaitu pada perang uhud yang didalamnya Allah memberikan ujian kepada orang-orang yang beriman. Dari sanalah terlihat keimanan, kesabaran, keteguhan, dan ketaatan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan di sana terbukalah kedok orang-orang munafik, maka terlihatlah kedurhakaan, pembangkangan, dan keengganan orang-orang munafik untuk berjihad, serta pengkhianatan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. [ Tafsir qur’anul ‘adhim 2/173 maktabah syamilah ].
Imam Qotadah mengatakan : Allah membedakan mereka melalui jihad dan hijrah. [ Tafsir qur’anul ‘adhim 2/173 maktabah syamilah ].

Syaikh As-Sa’di menerangkan : Tidaklah ada dalam hikmah Allah, membiarkan kaum mukminin sebagaimana kamu saat ini, yaitu bercampur aduk, tanpa ada perbedaan sama sekali, hingga Allah memisahkan yang baik dari yang buruk, memisahkan mukmin dari munafik, dan yang jujur dari yang dusta.

Karena itu, sesuai dengan hikmah Allah yang nyata, Dia memberi ujian kepada hamba-Nya, dengan berbagai hal yang akan memisahkan yang buruk dari yang baik. Maka Allah utus para Rasul-Nya dan memerintahkan mereka taat dan tunduk serta beriman kepada para Rasul itu. Akhirnya, manusia terbagi menjadi dua golongan, sesuai dengan sikap ittiba’ mereka kepada para Rasul tersebut, yaitu; mereka yang taat dan mereka yang durhaka. Ada yang mukmin dan ada yang munafik. Ada yang muslim dan ada yang kafir, agar semua diberi balasan dengan pahala dan juga hukuman. Dan agar terlihat kejujuran dan keutamaannya dan juga hikmah-Nya atas seluruh makhluknya. [ Taisiri karimir rahman 1/158 maktabah syamilah ].

Tidak ada yang menjamin seseorang lulus dalam penyaringan ini hingga ajal menjemput. Padahal Allah ta’ala menilai amal seseorang adalah dipenghujungnya. Maka tidak ada jalan untuk lulus dari penyaringan ini kecuali dengan berusaha untuk beramal shalih dan istiqamah di atasnya. Disamping itu seseorang harus terus berdo’a agar Allah memberikan keistiqamahan hingga ajal menjemput. [ Amru ].

Filed under: Tafsir

Tinggalkan komentar