At Taujih

Mengawal Wacana Iqomatuddiin

BEGINILAH SEORANG MUJAHID YANG JUJUR

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
Di antara orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya), [ Al Ahzab : 23 ].

ayat ini mengandung pesan yang mendalam kepada para majahid dan pejuang islam akan keadaan seorang rijal [perwira]. Karena karakter seorang pengusung diin ini haruslah orang yang jujur. Yaitu samanya antara perkataan dengan hati dan perbuatan. Jujur itulah yang kemudian akan membawanya untuk mendapatkan syahadah atau menunggu datang kesyahidan tersebut tanpa merubah janjinya untuk memperjuangkan din ini.
Sebab turunnya ayat diatas disebutkan oleh Imam muslim, at-Turmudzi, dan yang lainnya dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang berkata, “Paman saya, Anas bin Nadhir tidak sempat mengikuti perang badar. Hal itu membuatknya merasa sangat sedih. Ia berkata, “Bagaimana mungkin pada peperangan pertama yang diikuti Rasulullah saya tidak ikut. Sekiranya nanti Allah mengizinkan saya untuk mengikuti peperangan berikutnya bersama Rasulullah niscaya Allah akan menyaksikan bagaimana tingginya semangat perjuangan saya.’ Beberapa waktu kemudian terjadilah perang uhud. Paman saya lantas ikut terjun ke medan peperangan hingga akhirnya syahid. Disekujur tubuhnya kami menemukan lebih dari delapan puluh luka, baik yang karena sabetan pedang, tusukan tombak, maupun terjangan anak panah”. Selanjutnya turunlah ayat ini. [ Shahih Muslim, kitab al imarah hadist nomor 1903, sunan at turmudzi, kitab at tafsiiir, hadist nomor 3200 ].
Baca entri selengkapnya »

Filed under: Tafsir

KARAKTER PARA PENGIKUT RASULULLAH SALLALLAHU ALAIHI WASALLAM

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud … [ Qs. Al Fath : 29 ].

Tegas terhadap orang kafir dan lemah lembut tersadap sesama adalah karakter yang harus dimiliki oleh soerang muslim, terlebih lagi adalah para pejuang-pejuang di jalan Allah. Karena persinggungan dalam hal jalan menegakkan islam kadang menjadi celah untuk bermusuhan satu dengan yang lainnya. Yang satu pro dengan partai, yang lain anti partai, yang lainnya lagi dengan khuruj dan tabligh dan jalan-jalan lain dengan masing-masing jama’ahnya.

Yang lebih ngeri lagi jika perbedaan ijtihad itu terjadi di medan jihad seperti di suriah dan tempat yang lainnya. Dimana para jama’ah dan anggotanya memegang senjata yang sewaktu-waktu bisa mereka lontarkan pelurunya kepada saudara-saudara mereka sendiri.

Yang lebih konyol lagi adalah para pendukung-pendukungnya. Mereka bersorak-sorak mendukung salah satu kubu dan mencela kubu yang lain. Tak segan-segan cap kekafiran dan kemurtadan serta julukan-julukan jelek lainnya terlontar dari lesan-lesan mereka.
Baca entri selengkapnya »

Filed under: Tafsir

MEMISAHKAN YANG BAIK DAN YANG BURUK DALAM PERJUANGAN

مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini , sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mu’min). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya . Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya. dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.” [ Qs Ali Imran 179 ].

Suatu hari di hadapan para shahabat, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, di antara kalian yang hadir di majlis ini, ada yang gigi gerahamnya di neraka lebih besar daripada gunung Uhud!” Setelah itu, Abu Hurairah tidak bisa tidur nyenyak. Khawatir. Ia sibukkan diri bertaqarrub kepada Allah, memohon agar orang yang dimaksud Rasulullah sallallahu alaihi wasallam sebagai penghuni neraka dengan geraham sebesar Uhud itu, bukan dirinya.

Waktu berlalu, dan orang yang hadir di majlis Rasulullah sallallahu alaihi wasallam saat itu, tinggal dua: Abu Hurairah dan Ar-Rajjal bin Unfuwah. Sementara para sahabat yang meninggal, mereka secara dhohir nampak husnul khatimah.

Di era kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq terjadilah fitnah kenabian palsu oleh Musailamah Al-Kadzab. Bermaksud ingin menyelesaikan masalah, Ar-Rajjal meminta izin Khalifah Abu Bakar untuk memediatori Khalifah dan Musailamah. Belakangan, ketika berhadapan dengan Musailamah, Ar-Rajjal tersihir oleh kata-kata nabi palsu itu. Akhirnya ia membelot, menjadi pendukung Musailamah Al-Kadzab. Semenjak itu, tenanglah perasaan Abu Hurairah.
Baca entri selengkapnya »

Filed under: Tafsir

DAKWAH MENJADI UDZUR DI AKHIRAT

وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا اللَّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا قَالُوا مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (164)فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (165) فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ (166)

Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa”. Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina . (QS. Al-A’raf 164-165).

Dakwah adalah tugas setiap orang. Mulai dari para da’I dan juga para ulama’nya serta para pencari ilmu dan awamnya. Satu ayat yang jelas datangnya dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam wajib bagi seorang muslim untuk menyampaikannya. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda ;
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari).
Dakwah juga sebagai udzur seseorang di hadapan Allah ta’ala nanti di akhirat atas berbagai kemaksiatan dan kemunkaran yang terjadi di sekeliling kita. Dakwah juga sebagai sarana peringatan kepada orang-orang yang berbuat maksiat agar kembali pada Rob mereka.
Baca entri selengkapnya »

Filed under: Tafsir

KARAKTER PARA PENGIKUT RASULULLAH SALLALLAHU ALAIHI WASALLAM

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud … [ Qs. Al Fath : 29 ].

Tegas terhadap orang kafir dan lemah lembut tersadap sesama adalah karakter yang harus dimiliki oleh soerang muslim, terlebih lagi adalah para pejuang-pejuang di jalan Allah. Karena persinggungan dalam hal jalan menegakkan islam kadang menjadi celah untuk bermusuhan satu dengan yang lainnya. Yang satu pro dengan partai, yang lain anti partai, yang lainnya lagi dengan khuruj dan tabligh dan jalan-jalan lain dengan masing-masing jama’ahnya.

Yang lebih ngeri lagi jika perbedaan ijtihad itu terjadi di medan jihad seperti di suriah dan tempat yang lainnya. Dimana para jama’ah dan anggotanya memegang senjata yang sewaktu-waktu bisa mereka lontarkan pelurunya kepada saudara-saudara mereka sendiri.

Yang lebih konyol lagi adalah para pendukung-pendukungnya. Mereka bersorak-sorak mendukung salah satu kubu dan mencela kubu yang lain. Tak segan-segan cap kekafiran dan kemurtadan serta julukan-julukan jelek lainnya terlontar dari lesan-lesan mereka.
Baca entri selengkapnya »

Filed under: Tafsir

PILIH JALAN ALLAH ATAU JALAN TAGHUT

الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. [ QS. An Nisa’ : 76 ].

Di dunia ini hanya ada dua jalan. Jalan kebenaran dan jalan kesesatan. Jalan Allah yang lurus yaitu jalan keimanan dan mentauhidkan Allah Ta’ala, mendakwahkan tauhid tersebut dan berjihad untuk meninggikan panji-panji tauhid. Jalan yang ditempuh oleh para nabi para syuhada’ dan shalihin. Jalan yang ditempuh oleh para ulama’ dan mujahidin. Jalan yang penuh onak dan duri serta berbagai beban-beban yang berat. Tetapi jalan itu akan menjadi ringan dengan iman. Akan menjadi ringan karena keyakinan mereka akan balasan yang besar di akhirat berupa jannah.

Yang kedua adalah jalan taghut. Yaitu jalannya para pengikut hawa nafsu. Jalannya orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan yang disembah selain Allah. Jalan orang-orang yang memerangi dakwah dan penegakan syari’at dengan lesan, harta dan jiwa mereka. Meraka itu terdiri dari para ulama’ su’ yang jahad, media yang mendukungnya dari stasiun TV, radio dan surat kabar dan lainnya. Dan juga mereka yang menguatkan para taghut dengan senjata dan kekuatan mereka. Semau ini adalah para pejuang-pejuang di jalan taghut.
Baca entri selengkapnya »

Filed under: Tafsir

PAHALA JIHAD BAGI MEREKA YANG UDZUR

Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka Berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu.” lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. [QS. At Taubah : 91 – 92].

Allah menjanjikan pahala yang besar bagi mereka yang mau berjihad di jalan-Nya. Apalagi bagi mereka yang berjihad hingga meraih syahadah, Allah akan berikan berbagai kemuliaan padanya. Akan diampuni dosa-dosanya, dikawinkan dengan bidadari, dan akan memberi syafa’at 70 dari anggota keluarganya serta keutamaan-keutamaan lainnya.

Demikian pula Allah juga memberikan pahala bagi mereka yang ingin berjihad tetapi tidak dapat berangkat karena udzur. Bisa jadi karena biaya yang tidak ada, jarak yang cukup jauh serta belum adanya jalan menuju kepadanya. Orang-orang yang seperti ini mendapatkan pahala sebagaimana dalam hadist ;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجَعَ مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ فَدَنَا مِنْ الْمَدِينَةِ فَقَالَ إِنَّ بِالْمَدِينَةِ أَقْوَامًا مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلَا قَطَعْتُمْ وَادِيًا إِلَّا كَانُوا مَعَكُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَهُمْ بِالْمَدِينَةِ قَالَ وَهُمْ بِالْمَدِينَةِ حَبَسَهُمْ الْعُذْرُ
Dari Anas bin Malik radhiyalllahu ‘anhu bahwasanya Rasulallallahu sallallahu alaihi wasallam pulang dari perang tabuk dan sudah mendekati Madinah beliau bersabda : “Sesungguhnya di Madinah ada para laki-laki yang mana tidaklah kalian menempuh perjalanan tidak pula melewati lembah melainkan mereka bersama kalian, sakit telah menghalangi mereka. Mereka berkata : Dan mereka di madinah ?. beliau bersabda : dan mereka di madinah terhalang karena udzur.” Diriwayat yang lain “…melainkan mereka berserikat dengan kalian dalam pahala” (HR Al-Bukhari no 4423 dan Muslim no 1911).
Baca entri selengkapnya »

Filed under: Tafsir

Benarkah Solusi itu Adalah Partai Politik Islam?

Membincangkan demokrasi menjelang pemilu selalu menarik. Tapi seusai pemilu, tema demokrasi kembali dilupakan. Daya tarik demokrasi terletak pada tawaran-tawaran yang diberikan kepada para “pemeluknya”. Dengan tawaran ini, demokrasi mampu mengambil hati para islamis sehingga mereka begitu setia membelanya. Demokrasi berubah menjadi semacam keyakinan yang harus diperjuangkan dengan segenap jiwa dan raga. Seorang muslim kemudian memiliki aqidah atau kesetiaan ganda; kepada Islam dan kepada Demokrasi.

Demokrasi memiliki wilayah kerja yang luas. Bukan semata ranah politik, tapi juga ekonomi, konsep berpikir, keyakinan, hukum, dan sosial kemasyarakatan. Oleh karenanya, Demokrasi cukup syarat untuk disebut agama, atau setidaknya ideologi. Banyak hal yang kontradiktif antara prinsip Demokrasi dengan prinsip Islam.

thumb.phpSeorang muslim tak bisa memiliki keyakinan dan pembelaan ganda; Islam sekaligus Demokrasi. Sebab kontadiksi yang terjadi bersifat tadhad (tidak bisa dikompromikan) seperti kontadiksi antara gerak dengan diam. Sesuatu hanya bisa disebut gerak atau diam. Tak mungkin disebut gerak diam.

Tapi bagaimana dengan memanfaatkannya tanpa meyakininya? Apalagi memanfaatkannya untuk kepentingan Islam dan umat Islam, bukan menjadikannya sebagai keyakinan dan ideologi. Bisakah?
Baca entri selengkapnya »

Filed under: makalah, Nasehat tuk penuntut ilmu

MEMPERSEMBAHKAN YANG TERBAIK UNTUK PERJUANGAN

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. ( QS. Al Baqarah : 267 ).

Manusia memang cenderung bakhil terhadap harta, umur, waktu dan apa saja yang mereka miliki. Kita sering memilihkan harta yang “sisa” atau juga uang receh untuk islam dan perjuangan. Padahal untuk pemeliharaan kendaraan kita, mulai dari cuci mobil, bahan bakar dan yang lainnya kita ringan untuk mengeluarkannya. Seakan perjuangan hanya cukup dengan uang receh yang mungkin lebih murah daripada biaya bahan bakar kendaraan kita.

Kitapun juga kadang bakhil terhadap umur kita. Kita beranggapan bahwa berjuang nanti saja kalau sudah tua. Masa muda saatnya untuk mencari harta sebanyak-banyaknya. Padahal kita tidak tahu kapan ajal menjemput.

Dalam hal waktupun juga demikian. Kita habiskan waktu untuk mengejar cita-cita dunia. Saat perjuangan ini membutuhkan sebagian waktu kita, maka kita akan memilihkan sisa dari kesibukan kita. Dan jika waktu itu berbenturan dengan agenda kita dalam mencari dunia, kita kalahkan agenda kita untuk perjuangan.

Allah Ta’ala menginginkan seluruh waktu kita. Allah Ta’ala menginginkan masa muda kita. Dan Allah Ta’ala menginginkan seluruh harta kita yang paling baik dan paling kita cinta. Dan Allah Ta’ala tidak butuh dengan harta sisa, umur saat tua, dan juga waktu-waktu sisa.
Problem seperti inilah yang membuat tak tergalinya berbagai potensi untuk Islam dan dien. Potensi yang semestinya tampak nyata di semua bidang amal islami; dakwah, hisbah, dan jihad.

Orang-orang yang hanya menyumbangkan sisa waktu, membelanjakan sedikit sekali dari kekayaan, serta mengerahkan upaya yang sangat minim untuk Islam ini mestinya tahu bahwa ‘Allah itu Mahabaik, tidak menerima kecuali yang baik.
Menelusuri tafsir dari ayat

Ibnu Abbas mengatakan : Mereka diperintahkan untuk menginfakkan harta kekeyaan yang paling baik, paling bagus, dan paling berharga. Dan Dia melarang berinfak denganhal-hal yang remeh dan hina. Dan itulah yang dimaksud dengan al khobits ( yang jelek) pada ayat itu. Karena sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Oleh karena itu Dia berfirman : Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk, maksudnya sengaja memberikan yang buruk-buruk. Lalu kalian darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Maksudnya, seandainya itu diberika kepada kalian, niscaya kalian tidak akan mengambilnya dan bahkan kaan memincingkan mata. Sesungguhnya Allah tidak lebih membutuhkan hal semacam itu dari kalian. Maka janganlah kalian memberikan kepada Allah Ta’ala apa-apa yang tidak kalian sukai. ( Tafsir Ibnu Katsir pada ayat tersebut ).
Baca entri selengkapnya »

Filed under: Tafsir

TAAT KEPADA ORANG MUSYRIK

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. ( Al Qur’an Surat al an’am : 121 ).

Banyak orang yang saking semangatnya untuk berlepas diri dari cengkraman kedholiman dari para penguasa kafir, mereka berusaha menyelisihi semua peraturan yang ada. Ada yang tidak mau menggunakan KTP, mentaati peraturan laluntas dan juga permasalahan lainnya. Padahal dalam hal ini ada hukum rincian tentang ketaatan kepada orang-orang musyrik yang tidak boleh disamakan satu dengan yang lainnya. Ada ketaatan yang sifatnya kekufuran, ada yang termasuk dosa besar, dan ada yang sifatnya mubah dan bahkan ada yang sifatnya wajib.
Baca entri selengkapnya »

Filed under: Tafsir

PENGUMUMAN

Mohon maaf kepada para pengunjung blog ini jika beberapa komentar tidak kami tampilkan. Di karenakan komentar yang tidak mendidik tidak ilmiyah dengan berdasar dalil dan cenderung emosional. Semua itu kami lakukan untuk meminimalisir perdebatan yang tidak ilmiyah dan di dasari atas emosi saja

Tanggalan

Jam dinding



Blog Stats

  • 456.847 hits

Pengunjung

online